KetikaAnda berhasil mengetahui akar masalah dari kesulitan mereka dalam memahami materi pelajaran, baru Anda dapat mencari cara mengatasinya. Di bawah ini merupakan faktor-faktor pemicu yang umum dari situasi demikian : 1. Beban Belajar Terlalu Berat Untuk Anak Seusianya
Jakarta Batuk adalah bentuk reaksi saluran pernapasan terhadap benda asing. Biasanya disebabkan karena debu, polusi, infeksi, hingga alergi. Batuk ini bisa disembuhkan dengan mengonsumsi obat meski beberapa kasus tidak bisa. Bahkan, kondisinya bisa berlangsung sangat lama dan menjadi batuk kering berkepanjangan. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui penyebab batuk kering berkepanjangan ini. 6 Penyebab Batuk di Malam Hari dan Cara Mengatasinya 8 Penyebab Batuk Kering, Tidak Selalu Infeksi Virus Manfaat Daun Saga untuk Batuk dan Penyakit Lainnya, Obat Herbal Alami Batuk kering berkepanjangan termasuk kondisi yang membahayakan. Bahkan, batuk kering ini bisa berlangsung selama dua bulan lebih. Hal ini bisa menjadi sebuah pertanda adanya kondisi kesehatan tertentu yang harus diwaspadai. Nah, penyebab batuk kering berkepanjangan ini berkaitan erat dengan sistem pernapasan dan sistem pencernaan yang bermasalah. Ada banyak sekali faktor penyebab batuk kering berkepanjangan. Penyebab ini berkaitan pula dengan makanan yang dikonsumsi dan kualitas udara yang dihirup setiap hari. Meski begitu, batuk kering berkepanjangan bisa diringankan saat di rumah. Namun, jika kondisinya sudah tidak memungkinkan dirawat di rumah, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Berikut ulas penyebab batuk kering berkepanjangan dari berbagai sumber, Rabu 17/6/2020.Lingkungan, Obat, dan BronkitisIlustrasi batuk kering IstimewaFaktor Lingkungan Lingkungan yang tidak sehat bisa menjadi penyebab batuk kering berkepanjangan. Penderita akan mengalami iritasi pada saluran pernapasan hingga batuk kering. Faktor lingkungan ini bisa berupa asap rokok, debu, polusi, jamur, bahan-bahan kimia, dan serbuk sari. Beberapa orang juga akan lebih sensitif terhadap udara kering atau dingin. Obat Antihipertensi Obat antihipertensi termasuk penyebab batuk kering berkepanjangan. Hal ini disebabkan oleh kandungan penghambat reseptor ACE di dalamnya. Lebih tepatnya efek samping penggunaan obat inilah yang menyebabkan batuk kering. Beberapa contoh obatnya adalah lisinopril, enalapril, dan sebagainya. Bronkitis Kronis Bronkitis kronis termasuk penyebab batuk kering berkepanjangan. Peradangan pada saluran pernapasan bagian bawahlah penyebabnya. Bronkitis kronis ini biasa akan menyerang para perokok aktif. Sebab, perokok ini sangat sering terpapar asap rokok. Bronkitis kronis juga merupakan bagian dari penyakit paru obstruktif kronis PPOK. Penyakit ini termasuk penyakit yang umum diderita perokok Infeksi, dan FibrosisRefluks Asam Lambung GERD GERD merupakan gangguan pada sistem pencernaan. Naiknya asam lambung ke kerongkongan hingga mengiritasinya dapat menjadi penyebab batuk kering berkepanjangan. Gejala dari batuk ini akan disertai mual dan muntah. Penderita juga akan mengalami sakit tenggorokan, sensasi panas di dada hingga bau mulut yang tidak sedap. Beberapa kasus juga akan menyebabkan penderita sulit menelan. Infeksi Saluran Pernapasan Atas Infeksi saluran pernapasan atas bisa menjadi penyebab batuk kering berkepanjangan. Infeksi ini akan disertai pilek dan flu. Hingga membuat lendir atau ingus dari hidung akibat pilek turun ke tenggorokan post nasal drip. Awalnya mungkin penderita akan mengalami batuk berdahak akut. Kemudian batuk ini akan menjadi batuk kering berkepanjangan. Fibrosis Paru Idiopatik Jaringan parut yang dalam paru-paru atau fibrosis paru idiopatik adalah penyebab batuk kering berkepanjangan. Jaringan parut yang bertambah tebal ini akan membuat penderita kesulitan bernapas. Penderita juga akan mengalami kelelahan. Kuku tangan dan kaki juga akan menebal. Nafsu makan penderita hilang dan mengakibatkan penurunan berat badan Pneumotoraks, dan KankerIlustrasi Batuk Kering iStockphotoAsma Asma termasuk penyebab batuk kering berkepanjangan. Batuk ini akan terjadi pada malam dan pagi harinya. Kondisi ini biasanya disebabkan karena pembengkakan dan penyempitan saluran udara. Penderita akan mengalami sesak napas, rasa sakit atau tertekan di dada, dan bunyi mengi saat mengeluarkan napas. Pneumotoraks Pneumotoraks termasuk penyebab batuk kering berkepanjangan. Kondisi ketika paru-paru mengempis secara tiba-tiba. Hal ini biasanya disebabkan cedera dada atau penyakit paru-paru. Penderita akan merasakan rasa sakit di dada yang mendadak dan sesak. Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru bisa menjadi penyebab batuk kering berkepanjangan, meski terbilang sangat jarang. Batuk kering yang diderita akan berubah-ubah karakteristiknya. Bisa mengeluarkan suara yang berbeda sampai kondisinya menjadi lebih menyakitkan. Penderita akan memiliki suara serak, penurunan berat badan. Parahnya akan berakibat pada batuk berdarah, sesak napas, dan rasa sakit di foto Liputan 6Batuk kering berkepanjangan ini bisa diredakan di rumah. Meski begitu, jika kondisinya sudah tidak memungkinkan untuk dirawat di rumah, segera periksakan ke dokter. Agar batuk kering berkepanjangan ini tidak menjadi semakin parah dan menyebabkan komplikasi berbahaya. Berikut cara meredakan batuk kering berkepanjangan di rumah 1. Mengonsumsi lebih banyak cairan. Bisa dengan mulai mengonsumsi minuman hangat seperti air putih atau teh. Hal ini ditujukan untuk melegakan tenggorokan yang gatal. Sup hangat dan sayuran hangat yang lain juga bisa dijadikan pilihan. 2. Mengonsumsi permen pereda batuk kering. Hal ini bisa membantu meredakan iritasi tenggorokan yang dialami. 3. Sebaiknya mulai hindari makanan dan minuman pemicu asam lambung. Terutama bagi penderita GERD. Hindari makanan pedas, asam, mint, cokelat, dan berkafein. 4. Berhenti merokok dan hindari lingkungan perokok. Hal ini untuk menghindari asap rokok agar tidak mengendap di paru-paru. 5. Mulai jaga kelembapan udara. Hal ini ditujukan untuk membantu melancarkan saluran pernapasan. Bisa dengan mandilah air hangat dan menghirup uap air panas.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kemungkinanyang menjadi penyebab lain dari kesulitan belajar adalah menyangkut komplikasi selama kehamilan. Dalam beberapa kasus, sistem kekebalan tubuh seorang ibu bereaksi terhadap janin dan menyerangnya seolah-olah ia adalah infeksi penyakit yang menyerang sang ibu.
Faktor penyebab kesulitan belajar bahasa Inggris dan solusi cara mengatasinya Di zaman yang semakin kompetitif dengan persaingan ini menuntut kita harus serba bisa, termasuk mampu berbahasa asing, utamanya bahasa Inggris. Berlakunya MEA Masyarakat Ekonomi Asean hanyalah salah satu bukti bahwa saat ini kita tidak hanya bersaing dengan masyarakat bangsa sendiri untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, kita bersaaing dengan Negara luar. Sistem mencari pekerjaan sekarang sudah terbuka lebar, tak lagi dibatasi sekat antar Negara, tidak mesti orang Indonesia hanya bisa mencari pekerjaan di negaranya, tapi bisa juga ia mendapatkan pekerjaan di luar Negeri dengan kemampuan dan skill yang dimilikinya, salah satunya fasih berbahasa Inggris. Masyarakat Indonesia pada umumnya kesulitan dalam mempelajari bahasa Inggris, faktor utamanya adalah karena bahasa ini bukanlah bahasa yang kita gunakan sehari-hari. Nah, berikut penulis telah merangkum beberapa kesulitan dalam mempelajari bahasa Inggris 1. Pronuncation Ada beberapa kata dalam bahasa Inggris yang yang apabila diucapkan maka penyebutannya samara tau bahkan tidak jelas sama sekali, misalnya pada kata “the” huruf “t” dan “h” terdengar samar, yang kita dengarkan hanyalah “de’” Pada kata “love”, keseringan kita mengucapkannya dengan “laf”, padahal dalam bahasa Inggris ketika beda pengucapan maka maknanya akan berbeda pula. Yah,,, namanya juga lidah orang Indonesia, harus terlipat-lipat dalam mengucapkan tiap kata yang ada. hehe Sulit yah ? hehe tapi bukan berarti kalian tidak bisa. 2. Terlalu banyak kosa kata Waktu SMA saya biasa jengkel ketika belajar yang namanya grammar, kepala bisa pusing untuk menghapal tensis-tensis itu, belum lagi perubahan kata yang harus disesuaikan dengan isi kalimat misalnya “good”, “better”, “best” dan masih banyak lagi yang sejenis dengan itu. Adapula kata yang memiliki makna lebih dari satu, misalnya “get” bisa diartikan mendapat, bisa juga diartikan menyuruh, tergantung konteks kalimatnya. Kalau dalam bahasa Indonesia ini seperti materi homonim, homofon dan homograf. tambah pusing kan ? hehe jangan dulu ! masih ada kesulitan berikutnya. 3. Lingkungan yang tidak mendukung Sahabat pembaca blogger tahulah seperti apa lingkungan yang dimaksudkan, Lingkungan di sini diartikan sebagai tempat kita sehari-hari beraktifitas, sangat jarang bahkan hampir tidak ada orang disekitar kita yang bisa diajak sama-sama untuk berbagi terkait perbendaharaan dan kemampuan yang kita miliki. Boro-boro mendapat teman berbagi, sudah untung kalau tidak dipandang sinis sama tetangga, “sok-sok pakai bahasa Inggris, pakai saja bahasa daerah sendiri biar lebih nyaman”, seperti itu kata mereka. Sedih yah Tapi tenang, tidak usah sedih ! saya akan memberikan tips agar kalian mudah belajar bahasa Inggris. Lanjutkan membaca 6 Tips cara belajar bahasa inggris bagi pemula Nantikan artikelnya sebentar malam yah
Setelahmengetahui penyebab atau faktor kesulitan belajar anak, guru dan orangtua juga harus mengetahui cara mengatasinya. Berikut 5 cara yang bisa dilakukan, yaitu: Itulah beberapa hal mengenai kesulitan belajar anak, mulai dari penyebab dan cara mengatasinya. Untuk belajar yang lebih seru dan menyenangkan, anak bisa belajar di kejarcita
Lazy and helpless, indifferent and standing against teachers is part of the learning problems of students. The problem tendency not all students can complete in itself. Teachers contribute to help solve the problems faced by students, the teacher's role is needed by learners, the diagnosis aims to determine where lies the learning difficulties faced by the students as well as to find solutions. If the students' learning difficulties is allowed, then the learning objectives will not be achieved well. To overcome these difficulties, the students need help, both in digesting the teaching materials as well as in overcoming other barriers. Students' learning difficulties should be identified and can be addressed as early as possible, so that the instructional goals can be achieved with good. It is necessary to diagnosis of the implementation of this diagnosis helps students to acquire maximum learning results. To conduct the diagnosis of learning difficulties must be taken several phases of activities such as 1 Identify students who are expected to have learning difficulties; 2 localizes learning difficulties; 3 Determine the factors that cause learning difficulties; 4 Estimate of alternative aid; 5 Establish the possibility of how to overcome them; and 6 Follow-up. The diagnosis of learning difficulties do with the testing techniques and nontes. The technique can be used by teachers to diagnose learning difficulties, among others the test requirements prerequisite knowledge, skill prerequisites, diagnostic tests, interviews and observations. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 30 Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa... Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIF DI SEKOLAH Ismail Mahasiswa Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia E-Mail fileismail Abstact Lazy and helpless, indifferent and standing against teachers is part of the learning problems of students. The problem tendency not all students can complete in itself. Teachers contribute to help solve the problems faced by students, the teacher's role is needed by learners, the diagnosis aims to determine where lies the learning difficulties faced by the students as well as to find solutions. If the students' learning difficulties is allowed, then the learning objectives will not be achieved well. To overcome these difficulties, the students need help, both in digesting the teaching materials as well as in overcoming other barriers. Students' learning difficulties should be identified and can be addressed as early as possible, so that the instructional goals can be achieved with good. It is necessary to diagnosis of the implementation of this diagnosis helps students to acquire maximum learning results. To conduct the diagnosis of learning difficulties must be taken several phases of activities such as 1 Identify students who are expected to have learning difficulties; 2 localizes learning difficulties; 3 Determine the factors that cause learning difficulties; 4 Estimate of alternative aid; 5 Establish the possibility of how to overcome them; and 6 Follow-up. The diagnosis of learning difficulties do with the testing techniques and nontes. The technique can be used by teachers to diagnose learning difficulties, among others the test requirements prerequisite knowledge, skill prerequisites, diagnostic tests, interviews and observations. Keywords The diagnosis of learning difficulties, active learning Abstrak Malas, mudah putus asa, acuh tak acuh dan sikap menentang guru merupakan bagian dari masalah belajar siswa. Masalah tersebut kecenderungan tidak semua siswa dapat menyelesaikan dengan sendirinya. Guru turut berperan membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa, peran guru sangat diperlukan oleh peserta didik, maka diagnosis bertujuan untuk mengetahui dimana letak kesulitan belajar yang di hadapi oleh siswa serta untuk mencari pemecahannya. Jika kesulitan belajar siswa tersebut dibiarkan, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, siswa memerlukan bantuan, baik dalam mencerna bahan pengajaran maupun dalam mengatasi hambatan-hambatan lain. Kesulitan belajar siswa harus dapat diketahui dan dapat diatasi sedini mungkin, sehingga tujuan instruksional dapat tercapai dengan baik. Maka perlu dilakukan diagnosis dari pelaksanaan diagnosis ini membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Untuk melaksanakan kegiatan diagnosis kesulitan belajar harus ISSN 2460-4917 E-ISSN 2460-5794 Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa... 31 Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 ditempuh beberapa tahapan kegiatan seperti 1 Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar; 2 Melokalisasikan kesulitan belajar; 3 Menentukan faktor penyebab kesulitan belajar; 4 Memperkirakan alternatif bantuan; 5 Menetapkan kemungkinan cara mengatasinya; dan 6 Tindak lanjut. Diagnosis kesulitan belajar dilakukan dengan teknik tes dan nontes. Teknik yang dapat digunakan guru untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara lain tes prasyarat prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan, tes diagnostik, wawancara dan pengamatan. Kata Kunci Diagnosis kesulitan belajar, pembelajaran aktif PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan rangka pengembangan potensi diri, setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Ada siswa yang dapat mencapainya tanpa kesulitan, namun tidak sedikit siswa mengalami banyak kesulitan. Kita sering menemukan beberapa masalah pada siswa, seperti malas, mudah putus asa, acuh tak acuh disertai sikap menentang guru merupakan bagian dari masalah belajar siswa. Masalah tersebut kecenderungan tidak semua siswa dapat menyelesaikan dengan sendirinya. Sebagian orang mungkin tidak mengetahui cara yang baik untuk memecahkan masalah sendiri. Sebagian yang lain tidak tahu apa sebenarnya masalah yang dihadapi. Ada pula seseorang yang tampak tidak mempunyai masalah, padahal ada masalah yang dihadapinya. Sehingga siswa sulit meraih prestasi belajar di sekolah, padahal telah mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh. Guru turut berperan membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa, peran guru sangat diperlukan oleh peserta didik, maka diagnosis bertujuan untuk mengetahui dimana letak kesulitan belajar yang di hadapi oleh siswa serta untuk mencari pemecahannya. Pada kenyataannya, para siswa sering kali tidak mampu _______________ Robbins, Stephen P, Perilaku Organisasi Buku I, Jakarta Salemba Empat, 2007, h. 69-79 32 Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa... Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 mencapai tujuan belajarnya atau tidak memperoleh perubahan tingkah laku sebagaimana yang diharapkan, demikian ini dapat menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar dan merupakan hambatan dalam mencapai hasil belajar. Peran sekolah dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan melalui proses belajar mengajar di sekolah sangat diharapkan, memang untuk mewujudkannya tidaklah mudah, banyak sekali hambatan-hambatan yang dihadapi di lapangan, seperti persoalan kurikulum yang tak kunjung mendapatkan titik temu, dorongan belajar dari orang tua yang sangat kritis, belum lagi kompetensi pedagogik guru yang masih dipertanyakan dan berbagai masalah yang di hadapi oleh pendidik berkenaan dengan keadaan siswa itu sendiri. Kenyataannya, ditemukan beberapa masalah pada siswa, yang mengalami hambatan belajar. Siswa sulit meraih prestasi belajar di sekolah, padahal telah mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh. Ada juga masalah siswa terkesan lamban dalam mengerjakan tugas, yang berhubungan dengan kegiatan belajar. Atas kenyataan itu semua, semestinya sekolah dan terkhusus pendidik turut dituntut berperan membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa. PEMBAHASAN Guru harus mengenal dan memahami siswa dengan baik, memahami tahap perkembangan yang telah dicapainya, kemampuannya, keunggulan dan kekurangannya, hambatan yang dihadapi serta faktor dominan yang mempengaruhinya. Anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Siswa adalah individu yang unik, yang memiliki perbedaan, tidak ada siswa yang sama. Walaupun secara fisik mungkin sama, namun pasti ada hal-hal tertentu yang pasti berbeda, misalnya dari sudut minat, bakat, kemampuan bahkan gaya Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik pengembangan KTSP, Jakarta; Kencana, 2009, hal. 288-290 Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa... 33 Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 Dengan demikian, tujuan dari guru mengenal murid-muridnya adalah agar guru dapat membantu pertumbuhan dan perkembangannya secara efektif. Selain itu guru dapat menentukan dengan seksama bahan-bahan yang akan diberikan, menggunakan prosedur mengajar yang serasi, mengadakan diagnosis atas kesulitan belajar yang dialami oleh murid, membantu murid dalam mengatasi masalah pribadi dan sosial, mengatur disiplin kelas dengan baik, melayani perbedaan-perbedaan individual murid dan kegiatan-kegiatan guru lainnya yang berhubungan dengan individu murid. Diagnosis adalah penentuan jenis masalah atau kelainan dengan meneliti latar belakang penyebabnya atau dengan cara menganalisis gejala-gejala yang tampak. Kesulitan dapat diartikan suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha lebih giat lagi untuk dapat mengatasi. Belajar didefinisikan sebagai tingkah laku yang diubah melalui latihan atau pengalaman. Dengan kata lain tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan atau belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Banyak buku psikologi mendefinisikan tentang belajar. Namun, baik secara eksplisit maupun implicit terdapat kesamaan maknanya bahwa definisi konsep belajar manapun itu menunjukkan kepada suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman melihat pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa diagnosis kesulitan belajar adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menemukan kesulitan belajar, menetapkan jenis kesulitan, sifat kesulitan belajar, dan juga mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar serta cara _______________ M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung Remaja Rosdakarya, 2002, h. 84. Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan Perangkat Pengajaran Modul, Bandung Remaja Rosdakarya, 2007, h. 157 34 Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa... Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 menetapkan dan kemungkinan mengatasinya baik secara kuratif penyembuhan, maupun secara preventif pencegahan berdasarkan data dan informasi yang ada. 1. Tipologi Belajar Dalam buku psikologi belajar, Muhibbin Syah mengatakan dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu sama lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang di ragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-macam. a. Belajar Abstrak Belajar abstrak merupakan belajar mengunakan cara-cara berfikir abstrak. bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Dalam mempelajari hal-hal yang abstrak diperlukan peranan akal yang kuat di samping penguasaan atas prinsip, dan konsep, dan generalisasi. Termasuk dalam jenis ini misalnya belajar matematika, kimia, kosmografi, astronomi, dan juga sebagian materi bidang studi agama seperti tauhid. b. Belajar Keterampilan Belajar keterampilan merupakan belajar dengan menggunakan gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat saraf dan otot-otot/ neuromuscular. bertujuan untuk memperoleh dan menguasi keterampilan jasmani. Dalam belajar jenis ini, latihan-latihan intensif dan teratur amat diperlukan. Termasuk belajar dalam jenis ini misalnya belajar olahraga, musik, menari, melukis, memperbaiki benda-benda elektronik, dan juga sebahgian materi pelajaran agama, seperti ibadah shalat dan haji. c. Belajar Sosial Belajar sosial adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik pemecahannya. bertujuan untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga, masalah _______________ Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta Rajawali Pers, 2013, Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa... 35 Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 persahabatan, masalah kelompok, dan masalah-masalah lain yang bersifat kemasyarakatan. Termasuk belajar dalam jenis ini misalnya pelajaran agama dan kewarganegaraan serta pelajaran lainnya yang menunjang pendidikan karakter yang akhir-akhir ini sedang Belajar Pemecahan Masalah Belajar pemecahan masalah pada dasarnya merupakan mengguna metode-metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis, dan teliti. bertujuan untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas. Untuk itu, kemampuan siswa dalam menguasai konsep-konsep, prisip-prinsip, dan generalisasi serta tilikan akal amat diperlukan. e. Belajar Rasional Belajar rasional merupakan belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir secara logis dan rasional. bertujuan untuk memperoleh aneka ragam kecakapan mengunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep. Jenis belajar ini sangat erat kaitannya dengan belajar pemecahan masalah dengan belajar rasional, siswa diharapkan memiliki kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strategi akal sehat, logis, dan sistematis. Tidak ada perbedaan bidang studi yang digunakan sebagai sarana belajar rasional. f. Belajar Kebiasaan Belajar kebiasaan merupakan proses pembentukan kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain menggunakan perintah, keteladanan dan pengalaman khusus, juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuan agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu kontekstual. Selain itu, arti tepat dan positif diatas ialah selaras dengan norma dan tata nilai moral yang berlaku, baik yang bersifat religus maupun tradisional dan kultural. Belajar kebiasaan akan lebih tepat dilaksanakan dalam konteks pendidikan keluarga sebagai mana yang dimaksud oleh Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 10 4 tahun 1989. Belajar kebiasaan juga _______________ Muhibbin Syah, Psikologi Belajar,…, 36 Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa... Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 dapat diberlakukan untuk menopang pendidikan karakter seperti karakter amanah, disiplin, dan kerja keras yang belakangan ini sedang gencar dikampanyekan agar dilaksanakan di sekolah-sekolah. g. Belajar Apresiasi Belajar Apresiasi merupakan mempertimbangkan judgment arti penting atau nilai suatu objek. bertujuan agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa affecttive skills dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra, apresiasi musik, dan sebagainya. Bidang-bidang studi yang dapat menungang tercapainya tujuan belajar apresiasi antara lain bahasa dan sastra, kerajinan tangan prakarya, kesenian, dan menggambar. Selain bidang-bidang studi ini, bidang studi agama juga memungkinkan untuk digunakan sebagai alat pengembangkan apresiasi siswa, misalnya dalam hal seni baca tulis al-Qur’an. h. Belajar Pengetahuan Belajar Pengetahuan adalah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Studi ini juga dapat diartikan sebagai sebuah program belajar terencana untuk menguasai materi pelajaran dengan melibatkan kegiatan investigasi dan eksperimen. Tujuan belajar pengetahuan ialah agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasa lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya dengan mengguna alat-alat laboratorium dan penelitian lapangan. 2. Kesulitan Belajar Kesulitan belajar adalah terjemah dari istilah bahasa inggris learning disability. Menurut terjemah tersebut sesungguhnya kurang tepat, karena learning artinya belajar, disability artinya ketidakmampuan. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang mana anak didik tidak belajar sebagaimana mestinya karena ada gangguan tertentu. Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa... 37 Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 Istilah kesulitan belajar yang penulis maksudkan adalah suatu kondisi di mana anak didik tidak dapat belajar secara maksimal disebabkan adanya hambatan, kendala atau gangguan dalam belajarnya. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. Ketika kesulitan belajar terjadi tentu hambatan hadir dalam kegiatan belajar mata pelajaran sehingga berakibat hasil belajarnya rendah. Kegiatan belajar sangat berpengaruh oleh beberapa faktor yang saling berhubungan satu sama lainnya. Faktor tersebut dapat digolongkan kedalam dua golongan, yaitu a. Faktor Internal Faktor internal yang mempengaruhi kegiatan belajar dapat diuraikan dalam dua aspek berikut 1 Aspek Fisiologis; Yaitu kondisi umum jasmani atau ketegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dalam mengikuti pelajaran. 2 Aspek Psikologis; Selain aspek fisiologis aspek psikologis juga dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa, seperti kecerdasan, bakat, minat dan motivasi b. Faktor Eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan belajar diantaranya lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Para guru yang slalu menunjukkan sikap dan prilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang baik, semangat dalam mengajar, misalnya rajin membaca dan rajin berdiskusi, dapat menjadi penyemangat bagi siswa dalam belajar, selanjutnya yang termasuk masyarakat dan juga teman-teman sepermainan disekitar siswa itu tinggal. Selanjutnya faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan belajar adalah gedung sekolah, letaknya rumah tempat tinggal, keluarga, alat-alat belajar, dan _______________ Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta Rineka Cipta, 2002, 38 Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa... Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 keadaan cuaca yang digunakan siswa. Faktor tersebut dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan siswa. Untuk memperoleh berbagai informasi di atas, dapat menggunakan berbagai cara dan bekerjasama dengan berbagai pihak yang berhubungan dengan kegiatan ini. Misalnya, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan fisik siswa, perlu bekerjasama dengan dokter atau klinik sekolah, untuk memperoleh data tentang kemampuan potensial siswa dapat bekerjasama dengan petugas bimbingan dan konseling konselor atau dengan psikolog, untuk mengetahui sikap dan kebiasaan belajar siswa dapat mengamatinya secara langsung di kelas, menggunakan skala sikap dan kebiasaan belajar, wawancara dengan wali kelas, dengan orang tua, dengan siswa itu sendiri, atau dengan teman-temannya, dan masih banyak cara yang dapat ditempuh. Karena belajar adalah kegiatan yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Oleh karena itu, belajar Al-Qur’an Hadits bagi setiap siswa tidak selamanya dapat berjalan lancar. Hal ini sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa itu sendiri baik ketika berada di sekolah, di rumah, dan di lingkungan masyarakat. Prestasi belajar yang memuaskan dapat diraih oleh seseorang jika mereka dapat belajar secara lancar dan tidak ada hal-hal yang mengganggu atau menghambatnya. Setiap sekolah dalam berbagai jenis dan jenjangnya memiliki siswa yang berkesulitan belajar,hanyayang membedakan pada sifat,jenis,dan faktor-faktor yang uraian tersebut bahwa faktor yang melatarbelakangi penyebab timbulnya masalah pada siswa bersumber pada faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat mencakup segi intelektual seperti kecerdasan, bakat, minat, motivasi, kondisi dan keadaan fisik. Faktor eksternal meliputi kondisi sosial siswa seperti lingkungan, ekonomi keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar. _______________ Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,…, h. 229 Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa... 39 Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 3. Pelaksanaan Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Aktif di Sekolah Pembelajaran aktif adalah kegiatan-kegiatan pembelajaran yang melibatkan para pelajar dalam melakukan suatu hal dan memikirkan apa yang sedang mereka lakukan. Pembelajaran aktif itu diambil dari asumsi bahwa belajar pada dasarnya adalah proses yang aktif, dan orang yang berbeda, belajar dalam cara yang berbeda pula. Sementara menurut pembelajaran PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan uraian di atas, penulis berpendapat pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut. Ada beberapa alasan menggunakan pembelajaran aktif yaitu1 memiliki pengaruh yang kuat pada pembelajaran si belajar, 2 strategi-strategi pengembangan pembelajaran aktif lebih mampu meningkatkan ketrampilan berfikir para pelajar daripada peningkatan penguasaan isi,3 melibatkan para pelajar dalam tugas-tugas berpikir tingkat lebih tinggi seperti analisis, sintesis dan evaluasi, dan 4 berbagai gaya belajar dapat dilayani dengan sebaik-baiknya dengan melibatkan para pelajar dalam kegiatan-kegiatan belajar aktif. Sedangkan penggunaan pembelajaran aktif juga membawa beberapa keuntungan, yaitu 1 para pelajar yang aktif menggunakan pengetahuan utama mereka dalam membentuk pemahaman dari isi materi pembelajaran, 2 para pelajar yang aktif berfikir secara kritis dan menciptakan pengembangan mereka _______________ Soegeng Ysh., Pengembangan Sistem Pembelajaran, Semarang, IKIP PGRI Semarang Press, 2012, h. 4 40 Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa... Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 sendiri, 3 para pelajar yang aktif terlibat secara kognitif, dan 4 para pelajar yang aktif menerapkan suatu strategi membaca dan belajar lingkup yang tersebut tidak dapat diperoleh jika masih terjadi kesulitan belajar pada siswa. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, siswa memerlukan bantuan, baik dalam mencerna bahan pengajaran maupun dalam mengatasi hambatan-hambatan lain. Kesulitan belajar siswa harus dapat diketahui dan dapat diatasi sedini mungkin, sehingga tujuan instruksional dapat tercapai dengan baik. Maka perlu dilakukan diagnosis dari pelaksanaan diagnosis ini membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Diagnosis kesulitan belajar perlu dilakukan karena berbagai hal. Pertama, setiap siswa hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara maksimal. Kedua, adanya perbedaan kemampuan, kecerdasan, bakat, minat, dan latar belakang lingkungan masing-masing siswa. Ketiga, sistem pengajaran di sekolah seharusnya memberi kesempatan pada siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya. Dan keempat, untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi oleh siswa, hendaknya guru lebih intensif dalam menangani siswa dengan menambah pengetahuan, sikap yang terbuka dan mengasah keterampilan dalam mengindentifikasi kesulitan belajar siswa. Untuk melaksanakan kegiatan diagnosis kesulitan belajar harus ditempuh beberapa tahapan kegiatan. Tahapan tersebut meliputi 1 Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar; 2 Melokalisasikan kesulitan belajar; 3 Menentukan faktor penyebab kesulitan belajar; 4 Memperkirakan alternatif bantuan; 5 Menetapkan kemungkinan cara mengatasinya; dan 6 Tindak kesulitan belajar dilakukan dengan teknik tes dan nontes. Teknik yang dapat digunakan guru untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara _______________ diakses tanggal 1 Juni 2016 Warkitri, dkk, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar, Jakarta Universitas Terbuka, 1998, h. 8. Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa... 41 Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 lain tes prasyarat prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan, tes diagnostik, wawancara dan pengamatan. a. Tes prasyarat adalah tes yang digunakan untuk mengetahui apakah prasyarat yang diperlukan untuk mencapai penguasaan kompetensi tertentu terpenuhi atau belum. Prasyarat ini meliputi prasyarat pengetahuan dan prasyarat keterampilan. b. Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam menguasai kompetensi tertentu. c. Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam mengenai kesulitan belajar yang dijumpai peserta didik. d. Pengamatan dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku belajar siswa. dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun penyebab kesulitan belajar siswa. Tes diagnostik untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dapat dilakukan secara kelompok maupun individual. Sasaran utama tes diagnostik belajar adalah untuk menemukan kekeliruan-kekeliruan atau kesalahan konsep dan kesalahan proses yang terjadi dalam diri siswa ketika mempelajari suatu topik pelajaran tertentu. Identifikasi kesulitan siswa melalui tes diagnostik berupaya memperoleh informasi tentang profil siswa dalam materi pokok, pengetahuan dasar yang telah dimiliki siswa, pencapaian indikator, kesalahan yang biasa dilakukan siswa, dan kemampuan dalam menyelesaikan soal yang menuntut pemahaman kalimat. Sedangkan teknik diagnostik nontes seperti wawancara, angket, dan pengamatan dilakukan untuk mengidentifikasi kesulitan siswa yang tidak dapat diidentifikasi melalui teknik tes. Informasi yang dapat diperoleh dari teknik nontes misalnya, untuk mengetahui kebiasaan belajar siswa, kelemahan fisik, kelemahan emosional, keadaan keluarga, cara guru mengajar, dan sebagainya. PENUTUP 42 Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa... Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 Berdasarkan penjelasan diatas bahwa faktor yang melatarbelakangi penyebab timbulnya masalah pada siswa bersumber pada faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat mencakup segi intelektual seperti kecerdasan, bakat, minat, motivasi, kondisi dan keadaan fisik. Faktor eksternal meliputi kondisi sosial siswa seperti lingkungan, ekonomi keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar. Jika kesulitan belajar siswa tersebut dibiarkan, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, siswa memerlukan bantuan, baik dalam mencerna bahan pengajaran maupun dalam mengatasi hambatan-hambatan lain. Kesulitan belajar siswa harus dapat diketahui dan dapat diatasi sedini mungkin, sehingga tujuan instruksional dapat tercapai dengan baik. Maka perlu dilakukan diagnosis dari pelaksanaan diagnosis ini membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Untuk melaksanakan kegiatan diagnosis kesulitan belajar harus ditempuh beberapa tahapan kegiatan seperti 1 Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar; 2 Melokalisasikan kesulitan belajar; 3 Menentukan faktor penyebab kesulitan belajar; 4 Memperkirakan alternatif bantuan; 5 Menetapkan kemungkinan cara mengatasinya; dan 6 Tindak lanjut. Diagnosis kesulitan belajar dilakukan dengan teknik tes dan nontes. Teknik yang dapat digunakan guru untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara lain tes prasyarat prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan, tes diagnostik, wawancara dan pengamatan. Identifikasi kesulitan siswa melalui tahapan diatas diantaranya berupaya memperoleh informasi tentang profil siswa dalam materi pokok, pengetahuan dasar yang telah dimiliki siswa, pencapaian indikator, kesalahan yang biasa dilakukan siswa, dan kemampuan dalam menyelesaikan soal yang menuntut pemahaman kalimat. Dan informasi untuk mengetahui kebiasaan belajar siswa, kelemahan fisik, kelemahan emosional, keadaan keluarga, cara guru mengajar, dan sebagainya. Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa... 43 Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 REFERENSI Abin Syamsuddin Makmun, 2007, Psikologi Kependidikan Perangkat Pengajaran Modul, Bandung Remaja Rosdakarya. Arthur S. Rober dan Emily 2010, Kamus Psikologi, Yogyakarta Pustaka Belajar. Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka. M. Ngalim Purwanto, 2002, Psikologi Pendidikan, Bandung Remaja Rosdakarya. Muhibbin Syah, 2013, Psikologi Belajar, Jakarta Rajawali Pers. M. Dajyono, 2007, Psikologi Pendidikan, Jakarta Rineka Cepta. Robbins, Stephen P, 2007, Perilaku Organisasi Buku I, Jakarta Salemba Empat. Syaiful Bahri Djamarah, 2002, Psikologi Belajar, Jakarta Rineka Cipta. Soegeng Ysh., 2012, Pengembangan Sistem Pembelajaran, Semarang, IKIP PGRI Semarang Press. Tim Penyusun, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka. Warkitri, dkk, 1998, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar, Jakarta Universitas Terbuka. Wina Sanjaya, 2009, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik pengembangan KTSP, Jakarta; Kencana. Yandianto, 2001, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Bandung M2W. ... Terkait dengan diagnostik kesulitan belajar dan perilaku bermasalah siswa dalam pembelajaran PAK maka penelitian ini merujuk pada beberapa penelitian terdahulu untuk membanding temuan-temuan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan. Dalam penelitian Ismail tentang diagnostik tentang kesulitan belajar siswa, Ismail, 2016 Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan belajar siswa harus segera diidentifikasi dan diatasi pada beberapa tahapan, yaitu a menetapkan siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar bmenentukan kesulitan belajar c menentukan hal apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar. d menentukan cara untuk mengatasi kesulitan belajar e pelaksanaan atau Tindakan untuk mengatasinya f memenatau perkembangan atau perubahan. ...... Ismail mengatakan kesilutan belajar siswa merupakan gangguan yang dapat bermanifestasi sebagai kesulitan dalam mendengar, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau berhitung. Keterbatasan ini termasuk kondisi seperti gangguan persepsi, kerusakan otak, disleksia dan afasia perkembangan Ismail, 2016. Sependapat dengan ini, Zamsir mengatakan untuk ketidakmampuan belajar adalah kesenjangan antara keberhasilan akademik yang diharapkan dan keberhasilan akademik yang dicapai. ...... Artinya, kesulitan belajar yang dialami oleh siswa sebagai keadaan dimana siswa tidak dapat belajar dengan baik, karena adanya ancaman, hambatan atau gangguan belajar Angranti, 2016 faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab dalam kesulitan belajar. Menurut Ismail, 2016 kesulitan siswa dalam belajar dapat ditantandai dengan kemalasan, mudah putus asa, sikap acuh tak acuh dan sikap menentang guru merupakan bagian dari masalah belajar siswa. ...Solmeriana SinagaFredik Melkias Boiliu Yunardi Kristian ZegaRini Sumanti SapalakkaiThis research aims to analyze students' learning difficulties and problematic behaviors in learning Christian religious education in schools. Student learning difficulties and problematic behavior in learning are causative factors that hinder the teaching and learning process so that it does not achieve predetermined goals. Therefore, teachers of Christian religious education must diagnose students to identify any problems experienced in them. This will help teachers so that the teaching and learning process is adjusted to existing situations and conditions or needs. For this reason, the research uses descriptive qualitative methods using secondary data, namely data collection referring to scientific articles and books related to this discussion. The results in this research will analyze the factors causing students' learning difficulties and problematic behavior in learning Christian religious education. In addition, the role of Christian religious education teachers in dealing with student learning difficulties and problematic behaviors in Christian religious learning difficulties; Christian religious education; problematic behavior AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan belajar siswa dan perilaku bermasalah dalam pembelajaran pendidikan agama Kristen di sekolah. Kesulitan belajar siswa dan perilaku bermasalah dalam belajar merupakan faktor penyebab yang menghambat proses belajar mengajar sehingga tidak mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh sebab itu, guru pendidikan agama Kristen harus mendiagnosis siswa untuk mengidentifikasi setiap permasalah yang dialami dalam dirinya. Hal ini akan menolong guru sehingga dalam proses belajar mengajar disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau kebutuhan yang ada. Untuk itu, penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan data sekunder yakni pengambilan data merujuk pada artikel-artikel ilmiah dan buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan ini. Hasil dalam penelitian ini akan menganalisis faktor penyebab kesulitan belajar siswa dan perilaku bermasalah dalam belajar pendidikan agama Kristen. Selain itu, peran guru pendidikan agama Kristen dalam menghadapi kesulitan belajar siswa dan perilaku bermasalah dalam pendidikan agama Kunci kesulitan belajar; pendidikan agama kristen; perilaku bermasalah... The difficulty in learning mathematics is because students are not enthusiastic about participating in distance learning in mathematics subjects and prefer to do direct learning. Learning difficulties are also a condition that causes students to not be able to learn properly due to certain disorders Darimi, 2016. Students' learning difficulties in understanding concepts, principles, and skills experience obstacles or obstacles both from within internally and from outside externally Teli Latifah, 2021. ... Budi MurtiyasaAlmas Husna Nurul LathifahSome students feel that mathematics is less fun because the students lack basic knowledge of mathematics which leads to a lack of confidence in learning. Especially during the COVID-19 outbreak, distance learning was needed, including mathematics, and many students had difficulties in learning. Learning difficulties that arise during distance learning can interfere with the subsequent learning process and have a significant impact on the students' academic performance in mathematics. This study aims to determine the students' mathematics learning difficulties in distance learning at Junior High School 13 Surakarta. The method used in this research is descriptive qualitative. Qualitative descriptive research aims to describe student learning difficulties during the pandemic with the distance learning system. The subjects of this study were students of eighth grade of Junior High School 13 Surakarta. Data collection techniques used are interviews and observation. The interview method used was a guided free interview which was then analyzed using an interactive model. Based on the results of the analysis of student learning difficulties in distance learning mathematics caused by several factors, namely internal and external factors. Internal factors, namely those that come from within the student, include the lack of interest and motivation of students to take part in online mathematics learning. While external factors are factors that come from within students, including difficulties in understanding the material provided by the teacher rather than in detail, unstable internet network, student learning environment that does not support learning, motivation, and encouragement from parents or closest family.... During the learning process, teachers can adopt an active learning model to prompt students' learning enthusiasts and comprehension, which later enhances their interaction. Active learning also supports students' active learning participation through teacher-student interaction and peer interaction Darimi, 2016. However, online learning requires an extensive Internet network to provide learning material and maintain a student-teacher relationship Dabbagh & Bannan-Ritland, 2005. ...The transformation into online learning during Covid 19 pandemic induces culture shock for students, teachers, and parents. Consequently, students present less participation in online learning. One of the stakeholders capable of improving students’ learning engagement is the school counselor. This study aims to examine secondary school students’ learning involved in the guidance and counseling online program. In this study, we employed a descriptive-quantitative research method, then collected data using a survey method and questionnaire. As many as 293 secondary school students from Java, Indonesia, participated in this study. Further, the obtained data were analyzed using SmartPLS 3. Our analysis results suggested the presence of positive and significant effects of 1 family support on students’ learning engagement; 2 information self-efficacy and communication technology on students’ learning engagement; 3 ICT self-efficacy to students’ interaction with the learning material; 4 school support to students learning engagement; 5 students learning motivation to their learning engagement; 6 students interaction with learning material to their learning engagement; and 7 teachers’ performance to students interaction with the learning material. Meanwhile, teachers’ performance during online learning was observed to have no significant and positive impact on students’ learning engagement. Abstrak Perubahan bentuk belajar menjadi online selama pandemi Covid-19 menyebabkan shock culture bagi siswa, guru dan orang tua. Dalam pelaksanaan proses belajar secara online, keterlibatan siswa masih kurang, dan perlu dioptimalkan. Salah satu pihak yang dapat memberikan bantuan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah konselor sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlibatan siswa selama pembelajaran online oleh konselor sekolah. Ruang lingkup penelitian adalah siswa sekolah menengah. Metode penelitian ini adalah deskriptif-kuantitatif dengan survei. Sampel penelitian ini sebanyak 293 siswa di Pulau Jawa, Indonesia. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner. Analisis data menggunakan SmartPLS 3. Hasil penelitian menunjukkan 1 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara dukungan keluarga terhadap keterlibatan siswa, 2 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara efikasi diri information and communication technology ICT terhadap keterlibatan siswa, 3 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara efikasi diri ICT terhadap interaksi materi-siswa, 4 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara dukungan sekolah terhadap keterlibatan siswa, 5 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi siswa terhadap keterlibatan siswa, 6 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi materi-siswa terhadap keterlibatan siswa, 7 tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kinerja guru terhadap keterlibatan siswa dalam pembelajaran online, 8 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kinerja guru terhadap interaksi materi siswa.... The learning system that tends to be the same has always been applied by teachers to their students so far, with the emphasis that learning is always teacher-centered when delivering material, students are not allowed to ask questions and only listen Fedi, Gunsi, Ramda, & Gunur, 2019. This actually makes students lazy to ask questions and do not pay attention to the material presented, there is no active communication between students and teachers and students seem unable to work well with friends Darimi, 2016. ...Novita AnggraeniThis study aims to describe the application of student-centered learning to improve the quality of education. The results of this study show how the application of student-centered learning has an increase in improving the quality of education, namely 1 one of factors that can improve the quality of education that must be done is "the children as the center" is excavated so that the school can install the power in the student; 2 the learning process is to built through a continuous question and answer process to improve students' thinking skills so as to obtain knowledge that is constructed by themselves; 3 educational institutions that manage effectively and efficiently will have a positive impact in achieving effective and efficient learning as well, which ultimately results in institutions and develops superior ones. The student-centered learning process can support the expected competencies.... Nilai dan prestasi yang kurang ini sebagai salah satu pertanda adanya kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa. Ismail 2016 menegaskan bahwa setiap peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam mengembangkan potensi diri. Ada peserta didik yang dapat mencapainya tanpa kesulitan, namun tidak sedikit peserta didik mengalami banyak kesulitan. ...M H RahmadiAli MaS Ma'sum Effendi Ahmad Qurtubi SahidPsikologi pendidikan merupakan salah satu cabang psikologi. Barlow 1985 mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu dalam pelaksanaan tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar secara lebih efektif.... Academically, it has two parts of objectives non-cognitive and cognitive Rosnawati, 2021. Diagnosing learning difficulties can be done by identifying children with difficulties, localizing the difficulty level, determining the causative factors, choosing alternative assistance, determining how to overcome them, and designing a followup program Darimi, 2016. ... I Wayan KartaNi Wayan RasminiAssessment of children's literacy development needs to be supported by STEAM learning assessments. This study aims to analyze the application of the STEAM learning assessment in the development of early childhood literacy. This study uses an ex-post facto approach with a quantitative descriptive method of implementing STEAM learning with authentic assessment techniques. The data collection instrument was observation with a scale of 4 structured, content valid oriented; anecdote notes to record specific behaviors, and portfolios to obtain data on children's performance, knowledge, and creative skills, with three main aspects structure, content, and holistic. Observation of learning, anecdotal notes, and analysis of work results was carried out on 20 children in group B. The data obtained was described in 5 aspects of literacy science, technology, engineering, art, and mathematics. Literacy development is described in ordinal data and analyzed descriptively using percentage techniques. The results showed that all children developed completely regarding technological and mathematical literacy. On average, they developed very well; 90% of children developed completely in the scientific aspect, with an average development according to expectations; 60% of children developed completely in engineering literacy and 50% in artistic literacy, with an average development as expected. This research implies that the STEAM learning assessment can assist in developing early childhood GhonimahSiswantoMotivasi belajar adalah suatu usaha atau daya penggerak dalam diri santri yang nantinya akan menentukan santri ke arah yang lebih baik dalam kegiatanbelajar dan mencapai tujuannya. Untuk membantu santri agar mempunyai motivasi belajar, serta proses belajar bisa berjalan dengan baik. salah satu layanan yang ada dalam bimbingan dan konseling yaitu konseling kelompok. Konseling kelompok merupakan proses pemberian bantuan yang memanfaatkan dinamika kelompok dan melalui beberapa tahapan untuk membantu memberi umpan balik, pengalaman belajar dan mencapai tujuan dari konseling kelompok tersebut. Salah satu teknik yang digunakan dalam konseling kelompok adalah teknik behavioral merupakan suatu teknik yang berlandaskan teori tentang belajar dalam usaha melakukan pengubahan tingkah laku yang dapat membantu orang untuk belajar memecahkan masalah interpersonal, emosional, dan keputusan dari deskripsi di atas dapat ditentukan rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu 1 Bagaimana pelaksanaan konseling kelompok teknik behavioral terhadapa motivasi belajar santri Asrama Al-Hidayah Pondok Pesantren Sunan Drajat Tahun Pelajaran 2020-2021. 2 Apa pengaruh konseling kelompok teknik behavioral terhadap motivasi belajar santri asrama al-hidayah Pondok Pesantren Sunan Drajat Tahun Pelajaran 2020-2021. Penelitian ini menggunakan kuantitatif eksperimen quasi experimental desain, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santri Asrama Al-Hidayah yang berjumah 109 santri. Sampel dalam penelitian ini adalah 8 santri sebagai kelompok eksperimen dan 8 santri sebagai kelompok penelitian ini menunjukkan bahwa 1 pelaksanaan konseling kelompok teknik behavioral terhadap santri Asrama Al-Hidayah dilakukan selama 3 kali pertemuan dengan waktu yang ditetapkan 45 menit setiap pertemuan 2 ada pengaruh signifikan terhadap motivasi belajar santri Asrama Al-Hidayah antara sebelum dan setelah mendapatkan konseling kelompok teknik behavioral. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji mann-whitney u test Asymp. Sig. 2-tailed 0,004 < menunjukkan bahwa konseling kelompok teknik behavioral berpengaruh terhadap motivasi belajar santri asrama al-hidayah Pondok Pesantren Sunan Drajat. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha Imam AbdilahAhmad TafsirAhmad SukandarChanges in interaction patterns due to the COVID-19 pandemic have had an impact on the world of education, as of March 17, 2020, the Indonesian government is still setting online learning from home. This online learning reaps new problems that have never been experienced by students at school. The facts on the ground show that some students have difficulty understanding the subject matter given online. Therefore, researchers are interested in researching further and analyzing the difficulties of online learning during the COVID-19 pandemic, especially in PAI subjects. This research is located in SMA Negeri 5 Cimahi with the objectives 1 to find out the implementation of online learning in PAI subjects 2 To find out the difficulties of online learning in PAI subjects. 3 To find out the handling of online learning difficulties in PAI subjects. This research was conducted using a qualitative approach. The data obtained using observation, interview and documentation techniques. Data and facts found in the field from sources are then analyzed by reducing data, presenting data and drawing conclusions. Then the validity is tested by testing credibility, dependability and on the results of the research 1 The implementation of online learning in PAI subjects is carried out with an online learning system on the network or PJJ distance learning. The learning media used by PAI teachers are electronic devices such as smartphones, laptops, or PCs, which are connected via the internet. 2 The learning difficulties experienced by students when participating in online learning on PAI subjects are basically a matter of the weak ability of students to process subject matter presented by PAI teachers, this lack of understanding results in feelings of boredom, laziness and lack of interest in PAI learning. 3 Handling of online learning difficulties is carried out by PAI teachers by preparing simple and attractive lesson plans, ensuring learning tools can be used properly, paying attention, supervising, and always motivating students while learning era merdeka belajar saat ini adanya pembelajaran yang berdiferensiasi sangat dibutuhkan. Pembelajaran berdiferensiasi membutuhkan adanya perancangan sebuah desain pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SMP masih ditemukan permasalahan pada kegiatan menulis kreatif teks cerita fantasi, di antaranya 1 kurangnya ide dan gagasan dalam menentukan cerita fantasi, 2 peserta didik merasa bahwa menulis merupakan kegiatan yang tidak menarik dan membosankan, dan 3 minimnya daya imajinasi peserta didik dalam menentukan keunikan tokoh. Oleh karena itu, di dalam penelitian ini akan membahas tentang perancangan sebuah inovasi desain pembelajaran. Inovasi tersebut dirancang dalam materi menulis kreatif cerita fantasi berbasis digital agar dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Perancangan desain pembelajaran tersebut diintegrasikan dengan media Plotagon, untuk melatih peserta didik menulis kreatif cerita fantasi secara digital. Perancangan desain pembelajaran ini menggunakan model ASSURE. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan desain pembelajaran menulis kreatif cerita fantasi digital yakni karakteristik peserta didik, tujuan pembelajaran pada kurikulum merdeka, metode, media, dan materi, keaktifan kelas, dan evaluasi desain pembelajaran. Peranan media khususnya Plotagon penting dalam menumbuhkan jiwa kreativitas peserta didik membuat cerita fantasi berbasis AfrizalYusmaniarKegiatan pengabdian pada masyarakat P2M ini telah dilaksanakan untuk guru-guru SMA yang tergabung dalam MGMP Kimia Jakarta Timur 1, DKI Jakarta pada tanggal 1 september 2022 di SMAN 61 Jakarta. Program pelatihan dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu pendahuluan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan. Pada tahap pendahuluan, dilakukan analisis kebutuhan berupa pengumpulan data mengenai perlunya mengembangkan bahan ajar kinetika kimia dan termokimia selama pandemi COVD-19 bagi guru-guru SMA di Wilayah Jakarta Timur DKI Jakarta. Tahap kedua, tahap Pelaksanaan, dimana program pelatihan dilaksanakan secara hybrid yaitu berupa online dan offline training menggunakan metode ceramah, tanya jawab, simulasi, penugasan, dan pengamatan terhadap keterampilan peserta pelatihan. Pada tahap ketiga atau disebut tahap evaluasi. Evaluasi program pelatihan dilakukan secara menyeluruh terhadap unsur materi, pelatih, dan peserta pelatihan. Luaran kegiatan ini adalah meningkatnya kualitas pembelajaran guru-guru SMA dalam menyampaikan materi bahan ajr kinetika kimia dan termokimia kepada peserta didik. Selain itu juga terlihat ada beberapa guru yang secara inovatif memanfaatkan teknologi sebagai bahan pembelajaran di sekolah untuk peserta S Rober DanEmily S RoberArthur S. Rober dan Emily 2010, Kamus Psikologi, Yogyakarta Pustaka P RobbinsRobbins, Stephen P, 2007, Perilaku Organisasi Buku I, Jakarta Salemba YshSoegeng Ysh., 2012, Pengembangan Sistem Pembelajaran, Semarang, IKIP PGRI Semarang dan Pembelajaran Teori dan Praktik pengembangan KTSP, Jakarta; KencanaWina SanjayaWina Sanjaya, 2009, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik pengembangan KTSP, Jakarta; Kencana.
5pengertian kesulitan belajar ciri faktor dan cara mengatasinya lengkap. Kesulitan penelitian ini adalah. Anak yang mengalami kesulitan pendengaran dan penglihatan hendaknya mengambil posisi tempat duduk bagian depan. Cara mengenal anak didik yang mengalami kesulitan belajar 21 b. Pengertian belajar 12 2. Cara mengatasi kesulitan belajar yang
Kesulitan belajar atau learning disability adalah kondisi yang dialami oleh siswa yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu dalam menerima dan menyerap pelajaran yang disebabkan oleh banyak faktor, bukan hanya masalah instruksional atau pedagogis saja, tetapi bisa juga merujuk pada masalah psikologis sehingga siswa mengalami kesulitan dalam aktivitas mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, menalar atau belajar siswa bermacam-macam baik dalam hal menerima pelajaran, menyerap pelajaran, atau keduanya. Setiap siswa pada prinsipnya mempunyai hak untuk mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Namun kenyataannya, siswa memiliki perbedaan, baik dalam hal kemampuan intelektual, maupun fisik, latar belakang keluarganya, kebiasaan maupun pendekatan belajar yang digunakan. Perbedaan itulah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar setiap siswa sehingga menimbulkan kesulitan dalam yang mengalami kesulitan belajar biasanya mengalami beberapa hambatan yang ditunjukkan dengan gejala-gejala seperti prestasi yang rendah atau di bawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok. Hasil yang dicapai oleh siswa tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan, padahal siswa telah usaha berusaha dengan keras tetapi nilainya selalu rendah. Selain itu siswa juga lambat dalam mengerjakan tugas-tugas, dimana siswa selalu tertinggal dengan kawan-kawannya dalam mengerjakan soal-soal atau tugas-tugas yang Kesulitan Belajar Berikut definisi dan pengertian kesulitan belajar dari beberapa sumber bukuMenurut Subini 2011, kesulitan belajar adalah kesukaran yang dialami peserta didik dalam menerima dan menyerap pelajaran. Beragam bentuk kesulitan belajar yaitu belajar dalam aktivitas mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, menalar dan Rohmah 2015, kesulitan belajar adalah peserta didik yang tidak dapat belajar dengan wajar dan berbeda dengan teman-teman lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya ancaman, hambatan atau gangguan yang dialami selama kegiatan pembelajaran Hellen 2002, kesulitan belajar adalah kemampuan seorang siswa untuk menguasai suatu materi pelajaran secara maksimal tetapi dalam kenyataannya siswa tidak dapat menguasainya dalam waktu yang telah ditentukan, dikarenakan beberapa faktor yang Tohirin 2008, kesulitan belajar adalah kondisi dimana siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, baik dalam menerima maupun menyerap pelajaran. Kesulitan belajar ditandai dengan menurunnya kinerja anak secara akademik atau prestasi belajar siswa. Kesulitan ini juga dibuktikan dengan menurunnya kelainan perilaku Mishbehaviour. Menurut Mahmud 1990, kesulitan belajar adalah suatu kondisi dan suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan belajar ini bukan hanya masalah instruksional atau pedagogis saja, tetapi merujuk pada masalah Kesulitan Belajar Istilah kesulitan belajar dalam dunia pendidikan juga memiliki beberapa macam penyebutan seperti learning disorder, learning disabilities, learning disfunction, under achiever, atau slow learner. Masing-masing istilah tersebut memiliki definisi tersendiri, yaitu Mulyadi, 2010Learning Disorder ketergangguan belajar, adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respon yang bertentangan. Dengan demikian, hasil belajar yang dicapai akan lebih rendah dari potensi yang dimiliki. Learning Disabilities ketidakmampuan belajar, adalah ketidakmampuan seseorang yang mengacu kepada gejala dimana seseorang tidak mampu belajar menghindari belajar sehingga hasil belajarnya di bawah potensi disfunction ketidakfungsian belajar, adalah menunjukkan gejala dimana proses belajar tidak berfungsi dengan baik meskipun pada dasarnya tidak ada tanda-tanda subnormalitas mental, gangguan alat indra atau gangguan psikologis lainnya. Under Achiever pencapaian rendah, adalah mengacu pada seseorang yang memiliki tingkat potensi intelektual di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong Learner lambat belajar, adalah seseorang yang lambat dalam proses belajarnya sehingga membutuhkan waktu dibandingkan seseorang yang lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang dan Indikator Kesulitan Belajar Menurut Mulyadi 2010, kesulitan belajar pada dasarnya dimanifestasikan dalam perilakunya, baik aspek psikomotorik, kognitif, maupun afektif. Beberapa perilaku yang merupakan manifestasi gejala kesulitan belajar, adalah sebagai berikut Menunjukkan prestasi belajar yang di bawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dalam melakukan tugas-tugas belajar. Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti; acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan gejala emosional yang kurang wajar. Contohnya; mudah tersinggung, murung, pemarah, bingung, cemberut, kurang gembira, selalu menurut Arifin 2012, beberapa indikator yang menunjukkan anak mengalami kesulitan belajar antara lain yaitu Peserta didik tidak dapat menguasai materi pelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Peserta didik memperoleh peringkat hasil belajar yang rendah dibandingkan dengan peserta didik lainnya dalam satu kelompok. Peserta didik tidak dapat mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuan yang didik tidak dapat menunjukkan kepribadian yang baik, seperti kurang sopan, membandel, dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan Kesulitan Belajar Menurut Mulyono 2012, kesulitan belajar secara umum dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan development learning disabilities. Kesulitan ini mencangkup gangguan perhatian, ingatan, motorik dan persepsi, bahasa dan belajar akademik academic learning, yang mencangkup kesulitan membaca, menulis dan berhitung atau menurut Tanjungsari dan Soedjoko 2012, beberapa bentuk kesulitan belajar yang biasanya ditemui di dalam kelas antara lain yaitu sebagai berikuta. Kesulitan dalam memahami soal cerita Kesulitan dalam kemampuan menerjemahkan berarti kesulitan memahami soal cerita. Kesulitan dalam kemampuan menerjemahkan ditunjukkan dengan kesalahan dalam menafsirkan bahasa soal. Untuk dapat menyelesaikan soal cerita dengan baik, siswa harus dapat menemukan apa yang diketahui, apa yang dicari, dan prinsip atau konsep apa yang akan digunakan serta mencari alternatif lain untuk menyelesaikannya. Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada umumnya disebabkan karena siswa tidak mengetahui apa yang diketahui, dan apa yang ditanyakan, tidak dapat mengubah kalimat soal ke dalam kalimat matematika atau Kesulitan dalam menggunakan konsep Konsep menunjuk pada pemahaman dasar. Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengkategorikan sekumpulan objek. Siswa dapat mengembangkan suatu konsep ketika mereka mampu mengklasifikasikan atau mengelompokkan benda-benda tertentu. Berdasarkan hal tersebut, untuk mengkongkretkan konsep baru siswa dapat diberi kegiatan yang memungkinkan mereka mengoptimalkan fungsi panca indra mereka seperti melihat, meraba, mendengar, dan Kesulitan dalam menggunakan prinsip Kesulitan dalam memahami dan menerapkan prinsip sering terjadi karena tidak memahami konsep dasar yang melandasi prinsip tersebut. Siswa yang tidak memiliki konsep yang digunakan untuk mengembangkan prinsip sebagai suatu butir pengetahuan dasar akan mengalami kesulitan dalam memahami dan menggunakan prinsip. Kekurang-pahaman tentang konsep-konsep dasar adalah penyebab utama kesulitan dalam mempelajari prinsip-prinsip dengan metode penemuan Penyebab Kesulitan Belajar Menurut Dimyati dan Mujdiono 2006, terdapat beberapa faktor yang dianggap menjadi penyebab siswa mengalami kesulitan dalam belajar, antara lain yaitu sebagai berikuta. Faktor Internal Siswa Sikap terhadap belajar. Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan. Motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Oleh karena itu motivasi belajar dapat menjadi lemah, agar motivasi belajar tidak menjadi lemah pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus agar siswa memiliki motivasi belajar yang belajar. Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat konsentrasi belajar siswa, maka guru harus menggunakan bermacam-macam strategi belajar mengajar dan memperhitungkan waktu agar siswa tidak bosan maka dalam proses pembelajaran disertakan waktu untuk istirahat. Mengelola bahan belajar. Mengelola bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara perolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Kemampuan menerima isi dan cara memperoleh, siswa tersebut dapat dikembangkan dengan belajar berbagai mata pelajaran agar kemampuan siswa dalam mengelola bahan tersebut menjadi makin baik. Dan dari segi guru menggunakan pendekatan-pendekatan keterampilan proses pembelajaran dan laboratorium. Menyimpan perolehan hasil belajar. Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu pendek dan waktu yang lama. Maksudnya kemampuan penyimpanan dalam waktu pendek berarti hasil belajar cepat dilupakan dan kemampuan menyimpan dalam waktu lama berarti hasil belajar tetap dimiliki siswa dalam jangka panjang. Menggali hasil belajar yang tersimpan. Merupakan proses mengaktifkan pesan yang telah diterima. Dalam hal pesan baru, maka siswa akan memperkuat pesan dengan cara memperbaiki kembali, atau mengaitkannya dengan bahan lama. Dalam hal pesan lama, maka siswa akan menggali atau membangkitkan pesan dan pengalaman lama untuk suatu unjuk hasil belajar. Proses menggali pesan lama tersebut dapat berwujud transfer atau unjuk prestasi belajar. Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar. Merupakan suatu puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan belajar. Siswa menunjukkan bahwa ia telah membuktikan keberhasilan belajar. Kemampuan berprestasi tersebut terpengaruh oleh proses penerimaan, penyimpanan, pengolahan untuk membangkitkan pesan dan pengalaman selama sehari-hari disekolah. Rasa percaya diri siswa. Rasa percaya diri siswa timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian perwujudan diri yang diakui oleh guru dan rekan sejawat dan keberhasilan belajar. Perolehan hasil belajar siswa yang rendah, yang disebabkan oleh intelegensi yang rendah atau kurangnya kesungguhan belajar, berarti terbentuknya tenaga kerja yang bermutu rendah. Kebiasaan belajar. Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar siswa yang kurang baik yaitu, belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, bergaya belas kasihan tanpa belajar. Cita-cita siswa. Cita-cita merupakan motivasi intrinsik yang perlu didikan. Cita-cita sebaiknya berpangkal dari kemampuan berprestasi, dimulai dari hal yang sederhana ke yang Faktor eksternal siswa Guru sebagai pembina siswa belajar. Guru adalah pengajar yang mendidik. Tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsanya. Prasarana dan sarana pembelajaran. Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olah raga, ruang ibadah, ruang kesenian dan peralatan olah raga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai media pengajaran yang penilaian. Penilaian yang dimaksud adalah penentuan sampai sesuatu dipandang berharga, bermutu, atau bernilai. Hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Lingkungan sosial siswa di sekolah. Siswa siswi di sekolah membentuk suatu lingkungan pergaulan yang dikenal sebagai lingkungan sosial siswa. Dalam lingkungan sosial tersebut ditemukan adanya kedudukan dan peran tertentu. Ia memiliki kedudukan dan peranan yang diakui oleh sesama. Jika seorang siswa diterima, maka ia dengan mudah menyesuaikan diri dan segera dapat belajar. Kurikulum sekolah. Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah atau suatu kurikulum yang disahkan oleh suatu yayasan pendidikan. Kurikulum sekolah tersebut berisi tujuan pendidikan, isi pendidikan, kegiatan belajar mengajar, dan PustakaSubini, Nini. 2011. Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak. Jogjakarta Noer. 2015. Psikologi Belajar. Yogyakarta 2002. Bimbingan Konseling. Jakarta Ciputat 2008. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta M. Dimyati. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta Abdurrahman. 2012. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta Rineka Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung Remaja dan Soedjoko. 2012. Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika SMP pada Materi Persamaan Garis Lurus. Semarang Universitas Negeri 2010. Diagnosa Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta Nuha dan Mujdiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta Rineka Cipta.
r3jEztd. 6g1vmhpuam.pages.dev/2226g1vmhpuam.pages.dev/606g1vmhpuam.pages.dev/796g1vmhpuam.pages.dev/696g1vmhpuam.pages.dev/1876g1vmhpuam.pages.dev/4196g1vmhpuam.pages.dev/1986g1vmhpuam.pages.dev/361
faktor penyebab kesulitan belajar dan cara mengatasinya